Hubungan Sarapan Pagi dengan Kejadian Stunting pada Anak SD di SDN 101878 Kanan 1 Buntu Bedimbar, Tanjung Morawa

Penulis

  • Gloria Sepriandi Saragih Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Medan, Medan
  • Abdul Hairuddin Angkat Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Medan, Medan

DOI:

https://doi.org/10.62358/mgii.v2i1.24

Kata Kunci:

kejadian stunting, anak sekolah dasar, sarapan

Abstrak

Stunting merupakan suatu masalah gizi yang selalu di hadapi di dunia.Kejadian stunting meningkatkan resiko terjadinya kesakitan dan kematian pada otak serta perkembangan motorik terlambat dan terhambatnya pertumbuhan pada tubuh.Sarapan pagi penting dilakukan dikarenakan memenuhi seperempat dari kebutuhan nutrisi harian pada anak sekolah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan kejadian stunting pada anak SD Penelitian dilakukan di UPT SDN 101878 Kanan I.  Metode penelitian observasional dengan desain Cross-sectional. Populasi penelitian seluruh siswa/i kelas I-V sebanyak 195 dengan sampel 78 siswa/i. Pengumpulan data menggunakan kuisioner semi-FFQ, jumlah asupan sarapan dan pengukuran tinggi badan. Analisis statistik yang digunakan Chi-Square. Hasil penelitian, jumlah konsumsi sarapan pagi dengan asupan energi baik 67.9% dan kurang 32.1%, asupan protein baik 83.3% dan kurang 16.7%, asupan lemak baik 69.2% dan kurang 30.8%. Status gizi  kategori normal 80.8%, pendek 16.7% dan sangat pendek 2.6%. Kesimpulan bahwa adanya hubungan asupan energi, asupan protein, asupan lemak dengan kejadian stunting. Namun, tidak ada hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan kejadian stunting. Saran kepada pihak sekolah adalah agar siswa/siswi diharapkan selalu sarapan setiap pagi ke sekolah agar dapat memenuhi seperempat kebutuhan harian pada anak di sekolah

Referensi

Nadirawati, Haniarti U. Stunting Relationship with the Learning Achievements of Kiru-Kiru Elementary School Children in Soppeng Riaja District Barru. J Ilm Mns dan Kesehat. 2019;2(2).

Directorate of Community Nutrition of The Ministry of Health of The Republic of Indonesia. The 2017 Indonesia Nutritional Status Monitoring (Pemantauan Status Gizi 2017). 2017.

Kementerian Kesehatan. Laporan Nasional RISKESDAS. 2018.

Suraya S, Apriyani SS, Larasaty D, Indraswari D, Lusiana E, Anna GT. “Sarapan Yuks” Pentingnya Sarapan Pagi Bagi Anak-Anak. J Bakti Masy Indones. 2019;2(1):201–207.

Hanim, B., Ingelia I, Ariyani D. Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Status Gizi Anak Sekolah Dasar. J Kebidanan Malakbi. 2022;3(1):28.

Sartika RCT. Hubungan Keaktifan dan Kebiasaan Makan Pagi dengan Status Gizi Pada Anak di Taman Kanak-Kanak. Lentera Perawat. 2020;1(1):13–19.

Ali A., Adam A, Alim A. Hubungan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) terhadap Status Gizi Bayi Dibawah Dua Tahun (BADUTA) di Puskesmas Malaka Kecamatan Lalabata Kabupaten Soppeng. Arter J Ilmu Kesehat. 2019;1(1):76-84.

Oktavianisya N, Sumarni S, Aliftitah S. Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada anak usia 2-5 tahun di Kepulauan Mandangin. J Kesehat. 2021;14(1):46-54.

Haryani S, Astuti AP, Sari K. Pencegahan Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat Dengan Komunikasi Informasi Dan Edukasi Di Wilayah Desa Candirejo Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. J Pengabdi Kesehat. 2021;4(1):30-39.

Pratiwi R. Dampak Status Gizi Pendek (Stunting) Terhadap Prestasi Belajar. Nurs Updat J Ilm Ilmu Keperawatan. 2021;12(2):11–23.

Putra A, Syafira D, Maulyda S, Afandi A, Wahyuni S. Kebiasaan Sarapan pada Mahasiswa Aktif. HIGEIA (Journal Public Heal Res Dev. 2018;2(2):577–86.

Barokah L, Jaenudin J, Pratiwi A. Hubungan Sarapan pagi Terhadap Konsentrasi Belajar Siswa. Nusant Hasana J. 2022;2(6):100–5.

Alfarisi R, Yuniastini Y, Pinilih A, Jauhari P. Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Prestasi Belajar Siswa SD Negeri 01 Rajabasa Bandar Lampung. J Ilm Kesehat Sandi Husada. 202AD;9(1):164-169.

Fitri L, Ritawani E, Mentiana Y. Hubungan Asupan Energi Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Usia 2-5 Tahun Kota Pekanbaru. J Endur Kaji Ilm Probl Kesehat. 2020;5(3):591–7.

Hardiansyah, Supariasah ID. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. Gizi Bayi dan Balita. Jakarta: EGC; 2017.

Sindhughosa W, Sidiartha I. Asupan Protein Hewani Berhubungan Dengan Stunting Pada Anak Usia 1-5 Tahun Di Lingkungan Kerja Puskesmas Nagi Kota Larantuka, Kabupaten Flores Timur. Intisari Sains Medis. 2023;14(1):387–93.

Dewi IA, Adhi KT. Pengaruh Konsumsi Protein dan Seng Serta Riwayat Penyakit Infeksi Terhadap Kejadian Pendek Pada Anak Balita Umur 24-59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Nusa Penida III. Gizi Indones. 2014;37(2):36–46.

Ayuningtyas, Simbolon D, Rizal A. Asupan Zat Gizi Makro dan Mikro terhadap Kejadian Stunting pada Balita. J Kesehat. 2018;9(3):445–50.

Diniyyah SR, Nindya TS. Asupan Energi, Protein dan Lemak dengan Kejadian Gizi Kurang pada Balita Usia 24-59 Bulan di Desa Suci, Gresik. Amerta Nutr. 2017;1(4):341.

Setyandari R, Margawati A. Hubungan Asupan Zat Gizi Dan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi Dan Kadar Hemoglobin Pada Pekerja Perempuan. J Nutr Coll. 2017;6(1):61–8.

Diterbitkan

2024-02-15

Terbitan

Bagian

Artikel